Retret Perutusan Di Masa Ketegangan Demo (30 Agt 2025)
Retret Perutusan (Retus) yang rencananya akan diikuti oleh 102 peserta Angkatan 8 menyusut menjadi 63 orang, karena situasi keamanan yang menegangkan pasca demo. Panitia memutuskan tetap melanjutkan acara, karena semua sudah dipersiapkan. Sementara yang memilih tidak ikut Retus dipersilakan mengikuti melalui Zoom. Perubahan hanya pada susunan run down acara yang dipadatkan pada hari pertama dan keesokan harinya pulang lebih cepat di pagi hari.
Kami berangkat dalam 3 bus pada hari Sabtu, 30 Agustus 2025 jam 07.00 pagi. Cuaca sangat cerah dan perjalanan lancar menuju Wisma Pratista di Lembang, meski bus B sempat keliling kampung dan perumahan penduduk di Cimahi mencari jalan menuju Wisma Pratista. Akhirnya semua bus lengkap berkumpul jam 12.40.
Setelah makan siang dengan sayur asem, tempe, tahu telur dan lalapan plus sambel yang enak, kami pun bergegas ke aula pada jam 13.15. Diawali dengan permainan "Kili-Kili Boom", "Tangkap Tangan Ganjil-Genap". Suasana semakin ceria penuh semangat, meski beberapa dari kami dihantui kecemasan akan keluarga di rumah pasca demo.
Ibu Sandra sebagai Pendamping Angkatan 8 bersama Ibu Rose memberikan pengantar yang mengharukan tentang Angkatan 8. Pertama kali mengenal wajah-wajah kami semua adalah melalui pertemuan Zoom 3 tahun yang lalu. Ya, Angkatan 8 merupakan angkatan yang terakhir memakai sistem perkuliahan hybrid pasca Covid. Beliau menyampaikan dengan bangga bahwa kenangan akan Angkatan 8 adalah indah dan positif. Beliau menyatakan bahwa kami semua bisa mencapai tahap Retus ini selain usaha yang tidak mengenal lelah, namun yang utama karena izin Tuhan Yang Maha Esa. Ibu Sandra berpesan agar kami menjadi teladan, menghasilkan sukacita, dan kasih di mana pun kami berada.
Ketua Panitia, Bapak Doel mengucap syukur atas berlangsungnya acara Retus, yang keputusan untuk lanjut atau ditunda, baru diputuskan malam kemarin dengan berbagai pertimbangan.
Setelah pembagian kamar dan cek kehadiran, kami dipersilakan istirahat dan berkumpul kembali di aula jam 16.00 untuk mengikuti ibadat pembuka dan sesi materi yang akan diberikan Pastor Paulus Juju Junaedi, OSC atau dikenal dengan nama Romo Juju, OSC.
Dalam homili ibadat Romo Juju berpesan: "Jadilah terang di tempat yang gelap, maka akan terlihat terangnya. Terang artinya kebenaran." Usai belajar 3 tahun di KPKS semakin mengobarkan terang kita dan menjadi lebih berguna bagi orang lain. Besarkan terang di KPKS dan jadilah garam. "Meskipun kecil dan sedikit, namun memberi pengaruh pada komunitas, terutama keluarga Anda."
Tiga tahun di KPKS bukanlah waktu yang sia-sia untuk mempelajari Injil. Terlebih lagi menjadi Injil yang hidup, artinya lebih ke perubahan perilaku untuk menghasilkan buah yang baik, terutama bagi keluarga dan masyarakat.
Sesi materi retret oleh Romo Juju dibawakan dengan penuh humor, sehingga materi yang berat terasa menyenangkan.
Sesi 1 dengan judul "Inilah Aku, Utuslah Aku vs Inilah Aku, Uruslah Aku" bahwa setiap orang yang sudah dibaptis adalah utusan. Tugas kita sebagai utusan adalah mendalami Tria Munera Christi artinya mengacu pada pelayanan sebagai Nabi, Imam, dan Raja.
Sesi 2 berjudul "Karakteristik Seorang Utusan" mengambil ayat Injil Lukas 10:1-9, yakni seorang utusan membuka jalan dan memperkenalkan Yesus, berkarya hanya mengandalkan Tuhan bukan materi, mewartakan kabar gembira dengan cara damai, siap beradaptasi, dan terbuka pada budaya baru termasuk generation gap.
"Tuhan tidak selalu memilih orang yang SIAP untuk menjadi PELAYAN, tetapi Dia selalu menyiapkan orang-orang yang dipilih-Nya."
Selanjutnya sharing oleh ibu Twiggy pada jam 19.15. Beliau adalah Angkatan 2 KPKS masuk tahun 2016 dan lulus tahun 2019 yang melanjutkan ke Unika Atma Jaya program pendidikan agama Katolik. Yang diperlukan dalam melanjutkan kuliah setelah KPKS adalah harus memiliki waktu, karena sistem kuliah offline hampir setiap hari dan kecukupan dana. Pesan ibu Twiggy: "Ada waktu, ada dana, maka lanjutkan ke Atma Jaya". Motto saat diutus usai belajar di KPKS selama 3 tahun dan Atma Jaya selama 3 tahun adalah: "Katakan Ya, Tanpa Berpikir".
So.. apakah Anda sudah siap menjadi pewarta atau utusan?
Ite, missa est!!..
(Verena Istudiyanti Priatmi)