Header Ads

KPKS SANTO PAULUS

Cabang Tangerang

[Review] Nonton Bareng (NoBar) bersama UBK



"...Kita Bhinneka Kita Indonesia..."  Motto arah dasar pastoral yang harus diwujudkan untuk berbagi dengan sesama. Mengajak nonton bareng (nobar) umat berkebutuhan khusus (UBK), bermain bersama, dan merayakan misa bersama, itulah yang dilakukan panitia dari Kursus Pendidikan Kitab Suci (KPKS) St Paulus Cabang Tangerang Angkatan 1   dan  Putra Altar dan Putri Sakristi (PAPS)  Alam Sutera Gereja Santo Laurensius, Tangerang.

Acara yang diselenggarakan pada Minggu, 6 Mei 2018, diikuti oleh hampir 284 UBK dari para pembakti yang tersebar di kawasan Bogor, Tangerang, dan Jakarta. 80 UBK dari Kumpulan Orang Mau Pelajari Ajaran Kristus (KOMPAK) Jakarta dan Bogor secara khusus diundang oleh panitia. Bersama dengan 234 anak berkebutuhan khusus (ABK) Kharis dari Gereja Santa Monika Paroki Serpong, ABK God’s Little Hand dari Gereja Yohanes Penginjil Paroki Blok B, Yayasan Bhakti Luhur (Pamulang dan Citra Raya) dan sejumlah komunitas ABK lainnya melakukan nobar turut bergabung di Cinema XXI Alam Sutera.

“KOMPAK" diundang secara khusus oleh panitia dari PAPS St Laurensius Paroki  Alam Sutera. Kemudian beberapa komunitas lain seperti Yayasan Bhakti Luhur, ABK God’s Little Hand, ABK dari Paroki Blok B, diundang oleh KPKS St Paulus Cabang Tangerang Angkatan 1.

Tujuan diadakannya nobar ini adalah untuk berbagi dan peduli pada UBK. KPKS St Paulus Cabang Tangerang dan Paroki Alam Sutera ingin menanamkan rasa empati umatnya terhadap UBK,” papar pembakti KOMPAK Anna Sofia kepada Berita Umat, Komsos BMV Katedral Bogor.

UBK KOMPAK tersebar di Theater 1,2,3,4, dan 6. “Setiap UBK baik tunanetra, tunadaksa, tunarungu dan tuna grahita saat nobar didampingi oleh para pembakti,” Sedangkan ABK (Autis-Down Syndrome) menempati Theater 4, Theater 7 dan 8, didampingi para pembakti maupun para orang tua, sehubungan dengan adanya penyetaraan tata suara beserta penerangan.

Acara nobar membawa kesan tersendiri bagi para UBK. Juliana dan Bonardo, UBK tunanetra misalnya, merasa tersentuh dengan film “The Greatest Showman” yang diputar hari itu, dengan bantuan para pembakti yang bertugas sebagai pembisik, mendeskripsikan jalannya cerita dalam film itu, membuat mereka mampu mengikuti dan memahami kisah dalam film tersebut.

Bahkan penuturan dari seorang Ibu melalui pesan singkat kepada panitia (=, lihat gambar terlampir) ABK Armando : "...karcis jangan dibuang...kalo Armando makan tiket terus diliatin sambil cerita ke kakak adiknya...“.

Banyak makna yang dapat diambil dalam film tersebut :
1) Peranan/Dukungan keluarga menjadi semangat dan kualitas hidup bernilai lebih baik, dari hari ke hari.
2) Men-Syukur-i dengan apa yang telah kita punya dan terus berusaha menjadi orang yang lebih baik lagi.
3) Ke-setia-an dengan pasangan hidup dan sahabat, terutama dalam kesulitan/keterpurukan.
4) Sahabat akan selalu ada disisi kita "Anda dan Saya selalu ada".
5) Mencintai seseorang apa adanya, dengan seluruh kekurangan dan kelebihan yang dimiliki, haruslah harus saling memaklumi dan menyeimbangkan satu sama lain agar selalu dapat bersama.

Bornado menambahkan, film tersebut memberikan semangat pada dirinya, bahwa keterbatasan bukan menjadi penghalang seseorang untuk maju. “Film ini tepat dan bagus ditonton, khususnya untuk UBK, saya mengucapkan terima kasih kepada KOMPAK dan panitia yang telah memfasilitasi acara ini,” ujarnya.

Tak hanya tunanetra, UBK tunagranita Richard juga mengaku senang bisa menonton film tersebut. Kepada pembakti KOMPAK, Theresia Sirait, dia menyampaikan rasa girangnya. “Seneng banget bisa nonton film bersama,” kata Richard.

Usai nobar, UBK KOMPAK bersama pembakti dan Yayasan Bhakti Luhur menikmati kebersamaan menggelar games dan bernyanyi bersama dipandu oleh panitia dan Pastor Yohanes Haris Andjaja, OSC dari Paroki Serpong, Gereja Santa Monika BSD. Mereka tampak bersukacita, bernyanyi dan berjoget ria, di GKP St Laurensius.

Tanpa terasa waktu pun berlalu. Saat jam menunjukkan pukul 14.00 WIB, seluruh UBK, pembakti dan panitia memasuki Aula Gereja Santo Laurensius, Paroki Alam Sutera untuk mengadakan misa bersama. Pastor Herman Joseph Bataona CMF (Pastor di Rumah Singgah) dan Pastor Faustinus Sirken OSC (Pastor Rekan Paroki Serpong, Gereja Santa Monika), serta Pastor Lukas Sulaiman OSC (Kepala Sekolah KPKS St Paulus Cabang Tangerang dan Kepala Paroki Curug Gereja St Helena) mempersembahkan misa. Dalam khotbahnya, Pastor Lukas mengingatkan umat untuk mengutamakan kasih dan kepedulian terhadap sesama. Pastor Herman juga meminta agar para UBK tetap semangat meskipun memiliki keterbatasan. “Semoga film The Greatest Showman mampu menginspirasi dan memberi semangat kita untuk menjalani kehidupan ini,” tuturnya.

Shalom Aleichem dan Emmanuel, panitia Nobar Plus bersama UBK : KPKS St Paulus Cabang Tangerang Angkatan 1 dan PAPS St Laurensius Paroki Alam Sutera (byariecahyanas)

"...Kita Bhinneka Kita Indonesia...Undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta...." (Lukas 14:13).



VIDEO

PERSIAPAN DAN SELAMA ACARA



FOTO-FOTO














Diberdayakan oleh Blogger.