Header Ads

KPKS SANTO PAULUS

Cabang Tangerang

Baksos KPKS Tangerang Angkatan 6: Melaksanakan Misi Semakin Mengasihi, Semakin Terlibat, Semakin Menjadi Berkat


Oleh : Ign. Ingrid H.

Tak terasa pandemi akibat virus covid 19 ini sudah berlangsung di Indonesia lebih dari satu tahun. Seluruh kebiasaan dan pola hidup tiba-tiba dipaksa untuk berubah. Dari yang biasa dilakukan secara offline, semua beralih menjadi online. Hal ini berdampak ke semua sektor tanpa pilih-pilih daerah, golongan, latar belakang, agama atau apapun. Seluruh lapisan masyarakat merasakan imbasnya.
Melihat keadaan di sekitar yang banyak terkena dampak dari pandemi, maka dalam masa pra-Paskah tahun ini para peserta KPKS (Kursus Pendidikan Kitab Suci) Santo Paulus cabang Tangerang angkatan 6 pada awal sampai pertengahan Maret 2021 melakukan aksi sosial dengan berbagi kepada saudara-saudara yang membutuhkan.



Dalam aksi sosial kali ini kami memilih untuk melakukan aksi sosial di  dua tempat yaitu rumah retret Canossa di Bintaro dan gereja Pecatu Bali. Sekilas latar belakang dipilihnya kedua tempat tersebut.
Rumah retret Canossa di Bintaro dikelola oleh Puteri-Puteri Cinta Kasih Canossian atau dalam Bahasa Italia disebut Figlie della Carita Canossiana FdCC didirikan oleh Santa Magdalena dari Canossa pada tanggal 8 Mei 1808 di Via San Giuseppe, Verona, Italia. 

FdCC yang lazim disebut dengan nama suster Canossian mempunyai lima karya yaitu evangelisasi, pendidikan baik formal maupun non formal, pastoral orang sakit, pembinaan awam dan membimbing retret. Atas saran dan restu Mgr. Leo Soekoto, SJ Uskup Agung Jakarta maka tahun 1994 didirikan rumah retret Canossa. Rumah retret ini dibangun berdampingan dengan biara dan Novisiat Canossian. Secara resmi Rumah Retret Canossa dapat digunakan oleh khalayak umum mulai 1 Januari 1996.

Sejak awal pandemi rumah retret ini tidak dapat menerima tamu. Sehingga sangat berdampak pada operasional rumah retret tersebut.



Beda lagi dengan umat di Paroki Santo Silvester – Gereja Pecatu Bali. Bali yang merupakan tempat wisata yang terkenal di mancanegara, dimana biasanya sepanjang tahun didatangi turis-turis baik turis internasional yang berasal dari seluruh negeri di dunia maupun turis lokal. Sejak awal pandemic, banyak negara memberlakukan lockdown dan travel warning. Bali yang biasanya tidak pernah sepi dari pagi hingga lewat tengah malam, mendadak sangat sepi. Bak mati suri. Toko, kios, rumah makan/restoran dari yang mewah hingga sederhana semua tutup. Hotel-hotelpun sepi pengunjung. Semua ini sangat berdampak pada penduduk Bali yang penghasilannya sangat bergantung dari turis. 


Hal serupa terjadi juga bagi umat Gereja Pecatu. Menurut informasi Romo yang bertugas disana, ada sekitar 400 keluarga di paroki tersebut yang terkena dampak ekonomi.
Adapun bantuan yang diberikan berupa sembako dan kebutuhan sehari-hari yang diberikan ke suster-suster yang mengelola rumah retret Canossa dan kepada 400 keluarga umat Gereja Pecatu, Bali. Dana diambil dari sebagian kolekte yang terkumpul setiap minggu selama pengajaran KPKS, ditambah dengan donasi yang masuk dari peserta angkatan 6.

Saat membeli sembako dan kebutuhan sehari-hari tidak dilakukan pada toko-toko besar atau supermarket. Melainkan dibeli dari beberapa toko kecil di sekitar. Sehingga pedagang-pedagang kecil juga ikut merasakan berkat. Semoga aksi sosial ini dapat menjadi berkat bagi sesama. Seperti tema Keuskupan Agung Jakarta tahun 2021 yaitu Semakin Mengasihi, Semakin Terlibat, Semakin Menjadi Berkat.
(Penulis adalah peserta KPKS Santo Paulus, Tangerang Angkatan 6).


 



 

Diberdayakan oleh Blogger.