Header Ads

KPKS SANTO PAULUS

Cabang Tangerang

Seminar Kita Adalah Teman Sekerja Allah oleh Romo Josep (16 Feb 2025)

Kursus Pendidikan Kitab Suci (KPKS) Santo Paulus Tangerang menyelenggarakan seminar bertema Kita adalah Teman Sekerja Allah (1Kor3:6-9a) pada Minggu, 16 Februari 2025 bertempat di Kampus Atma Jaya BSD. Seminar hybrid ini mengambil 2 sub tema Menjadi Paulus di Zaman ‘Now’ dan Pertobatan Ekologis. 


Seminar ini merupakan salah satu acara dalam rangkaian Dies Natalis ke-10 KPKS Santo Paulus Tangerang. Hadir sebagai pembicara RD Josep Ferry Susanto. Pada seminar ini, imam yang disapa ‘Father Jo’ atau “Romo Jo’. membahas apa dan bagaimana setiap orang Kristiani menjadi teman sekerja Allah, baik dari perspektif Kitab Suci, refleksi iman, maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.




Mengenal Paulus dan misi pewartaannya

Romo Jo mengatakan untuk menjadi Paulus zaman now, kita terlebih dahulu harus mengenal Paulus dan misi pewartaannya, yaitu mengenal Yesus, mengenal kuasa kebangkitan-Nya, dan bersekutu dengan Yesus, bahkan dalam penderitaan-Nya. Paulus menginginkan kita menjadi Alter Christi, wajah Kristus yang lain. “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya serta persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati" (Filipi 3:10-11 TB2).

Paulus adalah seorang Yahudi dari golongan Farisi sejati yang teguh memegang Taurat dan tradisi. Sebelum bertemu dengan Kristus dalam perjalanan ke Damsyik, Paulus menganiaya orang-orang percaya. Tindakan Paulus ini menyakiti hati jemaat, sehingga ketika ia bergabung ke dalam jemaat, ada penolakan. Untunglah, ketika itu ada Barnabas yang membantu Paulus mendapatkan kepercayaan dari jemaat dan para rasul di Yerusalem. Barnabas membantu Paulus memulai dan melaksanakan tugas perutusannya, hingga menjadi rasul yang berjasa menyebarkan Kabar Baik kepada orang-orang non-Yahudi.

Paulus menyadari latar belakangnya sebagai seorang Yahudi dari kelompok Farisi, dan pernah menganiaya jemaat adalah hal-hal yang tidak bisa ia ubah. Paulus menerima latar belakangnya, lalu memusatkan diri pada pewartaan tentang Yesus. Dengan begitu, Paulus diubah menjadi seorang yang rendah hati dan penuh kasih kepada jemaat. Sikap inilah yang menurut Romo Jo, dibutuhkan untuk menjadi Paulus zaman now. “Apapun latar belakang kita, terimalah! Dan hargai juga masa lalu orang lain,“ kata Romo Jo.


Sebagai seorang Yahudi, bagi Paulus, Taurat adalah Allah yang hadir di tengah umat-Nya. Dan, dalam pertobatannya Paulus menyadari bahwa Yesus Kristus adalah Taurat yang sejati. 

Perihal penyebaran Kabar Baik kepada orang non-Yahudi, Romo Jo menambahkan, selain Paulus, orang Gerasa yang kerasukan juga menjadi orang pertama menyebarkan tentang Yesus kepada komunitas di luar Yahudi. Dari sini kita bisa merenungkan, bahwa Allah menggunakan orang yang pernah kerasukan roh jahat dan Paulus-seorang Yahudi yang pernah menganiaya jemaat untuk mewartakan Yesus. Pun, para lulusan dan peserta aktif KPKS Santo Paulus Tangerang serta semua pengikut Kristus, bisa dipakai Allah untuk menjawab kebutuhan Gereja sehubungan dengan pewartaan Sabda-Nya.




Berefleksi pada hubungan Paulus dan Barnabas

Ketika ingin bergabung dan mendapat penolakan dari jemaat dan para rasul di Yerusalem, Barnabas menjadi orang yang dipanggil Roh Kudus untuk menemani Paulus dalam perjalanan misinya. Barnabas, si Anak Penghiburan, membimbing dan membiarkan Paulus mengamatinya berinteraksi dengan jemaat di Antiokhia dan para rasul dalam misi perdana mereka.

Namun, suatu ketika keduanya terlibat dalam perselisihan dan memutuskan untuk mengambil jalan misi masing-masing. Romo Jo mengingatkan, meski berpisah dan tidak sepakat mengenai hal tertentu, Paulus dan Barnabas tidak saling membenci karena keduanya fokus setia pada pelayanan Sabda Allah. Begitupun dalam pelayanan kita di gereja, Romo Jo menambahkan, ketika berkonflik dengan teman sepelayanan, kita diajak belajar pada Paulus dan Barnabas. 


Sebagai pelayan Tuhan, baik di gereja maupun di komunitas Katolik lainnya, kita kerap bicara tentang firman. Ini harus dibarengi dengan bertindak juga sebagai pelaku firman. Romo Jo mengatakan, untuk soal memiliki pengetahuan tentang Kitab Suci yang berbuah perbuatan, kita kembali diajak belajar dari Paulus. Ia adalah seorang pembuat tenda yang membiayai dirinya sendiri. Kemandirian membuat Santo Paulus memiliki kemerdekaan batin dan berdaya melakukan karya-karya yang menumbuhkan pengharapan bagi orang lain.

Salah satu cara lain untuk menjadi pelaku firman adalah dengan pertobatan ekologis dan terlibat dalam pelestarian. Sekali lagi, Paulus menjadi teladan pertobatan yang dibarengi dengan perubahan hidup dan aksi. Romo Jo menyebutnya perubahan hati yang diikuti dengan tindakan nyata. Pertobatan ekologis menuntut aksi konkret yang bisa dimulai dengan hal sesederhana membawa botol air minum.


Dalam surat kepada jemaat di Roma, Paulus menegaskan bahwa bumi dan segala isinya adalah bagian dari rencana penyelamatan Allah. Dan, pertobatan ekologis adalah bagian dari tugas manusia untuk memulihkan hubungan yang rusak dengan ciptaan.



Menjadi Paulus zaman now

Ada banyak tantangan ketika kita ingin menjadi seperti Paulus; yang memaknai perjumpaan dengan Kristus dengan pertobatan dan menjadi pewarta kabar keselamatan yang tahan uji, penuh belas kasih, dan menjadi rasul bagi segala bangsa. Theresia Tristini, seorang peserta dari Angkatan 9 bertanya kepada Romo Jo, tentang bagaimana menjadi tahan uji seperti Paulus, namun di sisi lain masih harus bekerja dan mengurus keluarga. Romo Jo menjawab, pelayanan harus dilakukan dengan bersukacita. Menjadikan pekerjaan dan keluarga sebagai sarana untuk memuliakan Tuhan. Sama seperti Paulus, kita juga harus sabar dan tekun menghadapi berbagai rintangan dalam pekerjaan dan keluarga. Menjadi tahan uji seperti Paulus bukan berarti mengabaikan pekerjaan atau keluarga, tetapi justru menjadikan semua aspek kehidupan sebagai ladang pelayanan, serta tidak lupa bersyukur dalam segala keadaan.





Dukungan Kasih untuk Atmabrata

Masih sebagai bentuk aksi nyata pertobatan yang diteladankan Santo Paulus, seminar Kita Adalah Teman Sekerja Allah diisi dengan penggalangan dana untuk Karya Sosial Atmabrata.

Atmabrata merupakan salah satu karya sosial Vinsensian yang kini berdiri sendiri menjadi Yayasan Atmabrata dan bernaung di bawah Paroki Cilincing, Gereja Salib Suci. Sejak Maret 2010, Karya Sosial Atmabrata yang dipimpin oleh Bruder Petrus Partono merintis pendidikan untuk anak-anak usia prasekolah. Pendampingan belajar ini menjadi awal berkembangnya karya-karya sosial Atmabrata. Mewakili Bruder Petrus, Febiana de Ornai, salah seorang staf Atmabrata, menghadiri seminar. Ia menjelaskan, saat ini Atmabrata menjadi rumah bagi 81 lansia, tempat belajar 550 anak prasekolah, dan memberi pelatihan kerja bagi remaja di wilayah Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Atmabrata membuka klinik, memberi bantuan modal bagi UMKM warung makan Padang, beasiswa perguruan tinggi, dan terbaru adalah penampungan bagi orang dengan gangguan kejiwaan. Tidak hanya untuk warga lansia, rumah Atmabrata juga menampung anak berkebutuhan khusus, penderita HIV, dan epilepsi. 


Semua karya sosial Atmabrata diperuntukkan bagi siapa saja yang membutuhkan, terutama warga Cilincing dan sekitarnya, yang mayoritas bekerja sebagai pemulung, nelayan, dan pekerja serabutan. Untuk pendidikan anak usia dini, setiap peserta belajar urun iuran sebesar Rp 10.000 per bulan, yang kemudian digunakan untuk menyediakan susu dan asupan bergizi dua kali dalam sebulan. Ini dilakukan untuk memastikan, anak-anak di pesisir Jakarta terpenuhi haknya mendapatkan asupan bergizi untuk tumbuh kembangnya.


Penggalangan dana yang dilakukan KPKS Santo Paulus Tangerang saat seminar menjadi pengejawantahan Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta 2025, yaitu Kepedulian Lebih pada yang Lemah dan Miskin. Kristus, Sang Juruselamat menunjukkan kasih-Nya kepada orang miskin, sakit, dan terpinggirkan. Seperti surat kepada jemaat di Filipi, Paulus mengajarkan jemaat agar mewujudkan iman dalam perbuatan nyata (Janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. -Filipi 2:4).


Peserta seminar yang hadir di Universitas Atma Jaya Kampus 3 BSD maupun yang bergabung secara daring dapat memberikan dukungan kasih untuk Atmabrata melalui transfer ke nomor rekening bank yang sudah disediakan. Panitia juga menerima donasi dari sejumlah sponsor dan penjualan lukisan-lukisan bertema perjalanan misi Paulus, karya Fransisca Lenny, alumni KPKS Santo Paulus Angkatan 3.


Puji Tuhan, perhatian tulus untuk karya sosial Atmabrata telah terkumpul Rp 51.450.005,-.





Kita adalah Teman Sekerja Allah

Seminar "Kita adalah Teman Sekerja Allah" bukan sekadar ruang untuk merenungkan panggilan sebagai pewarta Sabda, tetapi juga menjadi momen untuk menyatukan hati dalam kasih dan kepedulian. Seperti Santo Paulus yang menghidupi imannya dengan penuh semangat, kita pun diajak untuk membawa Sabda Allah ke dalam kehidupan sehari-hari menjadi Paulus zaman now yang tangguh, peduli, dan berani berubah demi kebaikan bersama, termasuk dalam pertobatan ekologis.

Pengajaran, diskusi, dan refleksi dalam seminar ini telah menghadirkan aksi nyata melalui penggalangan dana untuk karya sosial Yayasan Atmabrata. Seminar dalam rangka perayaan syukur 10 tahun perjalanan KPKS Santo Paulus Tangerang menjadi inspirasi kita untuk menjadi teman sekerja Allah yang bersemangat menebarkan kasih, pengharapan, dan sukacita bagi dunia.


(Nima Grafina Sirait - Angkatan 7)


 











 

Diberdayakan oleh Blogger.