Header Ads

KPKS SANTO PAULUS

Cabang Tangerang

Angkatan 7, Tak Ingin Berhenti ‘DI SINI’ (Baksos 29 Nov 2025 dan 13 Des 2025)



“Angkatan 7 punya misi melakukan sesuatu untuk masyarakat dan umat Katolik walaupun sudah lulus dari KPKS Santo Paulus Tangerang. Dengan demikian, Angkatan 7 juga bisa tetap saling terhubung dan bersekutu.”

(Gregorius Junus, Ketua Kelas Angkatan 7 KPKS Santo Paulus Tangerang)

 

Kitab Suci yang dipelajari tidak dibiarkan menjadi pengetahuan semata. Ia bertumbuh menjadi panggilan untuk hadir, melayani, dan berjalan bersama. Inilah yang mendorong alumni KPKS Santo Paulus Tangerang Angkatan 7 menggelar bakti sosial, yang tidak hanya untuk umat Katolik, tetapi juga bagi siapa saja yang membutuhkan uluran kasih.

 

Sabtu, 29 November 2025

 

Tiga alumni, Bro Jack, Sis Hesti, dan Sis Imelda bergabung dalam perjalanan kasih bersama Komunitas Humus Santo Hieronimus. Mereka membelah Selat Sunda menuju ujung timur Pulau Sumatera, untuk ambil bagian dalam pendistribusian 500 Kitab Suci ke sejumlah stasi di wilayah Lampung Selatan.

 

Tujuan rombongan adalah Gereja Keluarga Kudus, Paroki Sidomulyo, Keuskupan Tanjungkarang. Dalam aksi ini, alumni KPKS Santo Paulus Tangerang Angkatan 7 berpartisipasi dengan menyumbangkan 12 Kitab Suci Deuterokanonika Terjemahan Baru Edisi Kedua (TB2).


Komunitas Humus secara aktif mendonasi Kitab Suci TB2 ke wilayah pelosok. Dengan semangat "satu keluarga, satu Kitab Suci", Humus menjangkau umat di stasi-stasi yang jauh dari kota, tempat umat seringkali memiliki keterbatasan akses dan daya beli.


Kesadaran berdonasi berangkat dari Kitab Suci sebagai salah satu dari tiga dasar iman Katolik. Seperti dikatakan Santo Hieronimus, “Barang siapa tidak membaca Kitab Suci, ia tidak mengenal Kristus.” Di sisi lain, Humus juga menyadari keterbatasan daya beli umat di wilayah terpencil, yang kerap harus mendahulukan kebutuhan sehari-hari dibandingkan kepemilikan Kitab Suci.


Keterbatasan ini tidak jarang menimbulkan rasa minder ketika umat berdialog iman dengan saudara-saudari Kristen non-Katolik yang lebih terbiasa mengutip ayat Kitab Suci.


Sejak 2024, Humus telah menjangkau 23 stasi di Lampung Selatan. Ini masih jauh dari yang dibutuhkan, mengingat ada stasi yang hanya memiliki satu Kitab Suci untuk digunakan bersama. Komunitas Humus juga mengadakan webinar Kitab Suci, dengan prioritas umat di stasi, untuk membantu mereka menghayati Sabda yang dibaca.


Sebagai komunitas pembelajar Kitab Suci, alumni KPKS Santo Paulus Tangerang Angkatan 7 menyadari bahwa Sabda Allah harus dibagikan dan iman membawa tanggung jawab sosial. Ikut berdonasi merupakan kontribusi dalam menjawab ketimpangan akses, ketika sebagian umat belum memiliki Kitab Suci sebagai sarana peneguhan iman.







====

 

Sabtu,13 Desember 2025

 

Pagi jelang siang, pintu Griya Ozanam di Jalan Papanggo IV, Tanjung Priok, Jakarta Utara, terbuka lebar menyambut Bro Junus, Bro Erwin, Sis Imelda, Sis Ratna, Sis Angelika, Sis Ve, Sis Hesti, dan Sis Nima. Kedelapan perwakilan alumni KPKS Santo Paulus Tangerang Angkatan 7 itu disapa oleh keceriaan tiga puluhan anak usia Sekolah Dasar. Mereka adalah anak-anak yang rutin mengikuti bimbingan belajar gratis di Griya Ozanam.

 

Anak-anak di Griya Ozanam berasal dari keluarga kurang mampu di wilayah Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

 

Dalam kunjungan ini, KPKS Santo Paulus Tangerang Angkatan 7 mengajak anak-anak mengikuti berbagai permainan, kuis, serta bernyanyi bersama. Pendampingan oleh Sis Hesti, yang berlatar belakang sebagai guru Taman Kanak-kanak, didukung para alumni dan sukarelawan, membuat suasana menjadi seru dan akrab. Dengan pendekatan yang ramah dan edukatif, anak-anak belajar sambil bermain, sekaligus membangun rasa percaya diri dan kebersamaan.

 

Rangkaian kegiatan dirancang untuk menghadirkan kegembiraan. Memberi anak-anak ruang untuk mengekspresikan diri, tertawa, dan merasa diperhatikan di tengah keterbatasan yang mereka hadapi sehari-hari.

 







 

Pemberian hadiah untuk semua anak di akhir setiap permainan menambah semarak suasana.

 

Anak-anak juga menerima paket makanan yang dipesan dari UMKM binaan para suster Puteri Kasih. Paket makanan dari UMKM milik warga itu menyajikan menu yang layak, bersih, dan bernutrisi. Para alumni ikut mendukung pemberdayaan ekonomi warga. Makanan yang dibagikan pun menjadi ungkapan kasih. Setiap anak berharga, layak disemangati, dan didukung untuk terus bertumbuh dengan penuh harapan.

  





===

 

Griya Ozanam merupakan karya Kongregasi Puteri Kasih, yang saat ini dipimpin oleh Suster Clementine.

 

Tidak jauh dari Griya ada Pondok Ozanam yang juga menjadi tempat bimbingan belajar gratis bagi anak-anak usia TK. Dalam pengelolaannya, para suster dibantu sejumlah ibu warga setempat, sukarelawan, dan staf.

 





===

 

Sebagai bentuk dukungan terhadap karya pelayanan ini, KPKS Tangerang Angkatan 7 menyerahkan sumbangan uang tunai kepada Suster Clementine. Penyerahan donasi dilakukan oleh Bro Junus, selaku Ketua Kelas Angkatan 7.

 

Donasi yang berasal dari para alumni angkatan 7 itu, diharapkan dapat membantu keberlanjutan program pendidikan, pendampingan, serta pemenuhan kebutuhan anak-anak dan warga di Kelurahan Papanggo yang selama ini dilayani para Suster Puteri Kasih.







===

 

Baksos kemudian dilanjutkan ke kolong tol Plumpang-Pluit-masih di Kelurahan Papanggo, tidak jauh dari komplek Jakarta International Stadium (JIS).

 

Suster Clementine yang ceria memandu rombongan bersama seorang staf yang juga tidak kalah cerianya, Kak Delfiana. Turut bersama para alumni, dua orang Frater dari Serikat Xaverian dan sejumlah sukarelawan. 

 

Suster Clementine hafal seluk beluk kolong tol menuju sebuah perkampungan bangunan semi permanen. Tidak mengherankan, mengingat kawasan padat penduduk itu telah hampir 20 tahun menjadi ladang pelayanan Kongregasi Puteri Kasih. Sebelum menempati Griya Ozaman pada tahun 2016, aktivitas bimbingan belajar serta penyediaan makanan sehat bagi lansia dan anak-anak berlangsung di kolong tol ini.

 

Kawasan yang kerap disebut Kolong Tol Papanggo itu tadinya merupakan lautan sampah. Saat ini, sampah pun masih terlihat. Warga dan anak-anak juga masih memanfaatkan kolong tol untuk berkumpul dan bermain.

 

Sebagian besar warga di sekitar kolong tol Papanggo bekerja sebagai pemulung dan tidak memiliki KTP Jakarta. Kondisi ini membuat warga memiliki akses yang terbatas ke fasilitas pendidikan dan jaring pengaman sosial dari pemerintah.

 

Kepada warga di sekitar kolong tol, termasuk lansia, Angkatan 7 membagikan makanan yang juga disiapkan UMKM binaan para suster. Paket makanan yang terdiri dari nasi, lauk berprotein, serta sayuran, diharapkan membantu memenuhi kebutuhan asupan harian lansia dan warga pemulung. Mengingat mereka tinggal dan beraktivitas di lingkungan yang buruk dan rentan kekurangan gizi akibat faktor ekonomi. 







===

 

Rangkaian bakti sosial yang dilakukan Angkatan 7 ini sejalan dengan Arah Dasar Pastoral KAJ 2025 “Kepedulian Lebih pada yang Lemah dan Miskin”.


Kehadiran para alumni KPKS Santo Paulus Tangerang Angkatan 7 di Lampung Selatan dan Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara, diharapkan membawa suka cita dan menjadi wujud Sabda Allah yang menjelma dalam perjumpaan dan perhatian kepada mereka yang lemah, miskin, dan terpinggirkan.





(Nima Sirait)


 

 


Diberdayakan oleh Blogger.