Misa Perutusan Angkatan 6 - Bukan Perpisahan (25 Okt 2023)
Hari ini rasanya hatiku berbunga-bunga. Hari yang penting untuk KPKS ST Paulus Tangerang Angkatan 6 akhirnya tiba juga. Karena menyesuaikan waktu dengan Bapak Uskup Ignatius Kardinal Suharyo, Misa Perutusan (MiTus) yang semula dijadwalkan tanggal 11 Oktober akhir nya terlaksana di hari ini, Rabu 25 Oktober 2023, di Gereja St Laurensius Alam Sutera.
Sebetulnya antusiasme teman-teman Angkatan 6 sudah terasa selama 3 minggu terakhir sebelum hari H. Setiap Sabtu kami kembali bertemu untuk berlatih drama yang akan menjadi persembahan terakhir dari A6. Dan mendekati hari H semakin ramai di wag.
Perasaan campur aduk, bahagia, kuatir, terharu menjadi satu. Kami saling mengingatkan apa yang mesti dibawa, menghafalkan dialoque drama, dan juga berbagi kabar. Kami kuatir ketika mendapat kabar beberapa teman kurang enak badan dan kurang sehat, dan ada yang memberi kabar tidak bisa hadir karena harus mendampingi anak-anaknya yang sakit. Kami hanya bisa terus berdoa berharap semua baik dan lancar sesuai dengan kehendak-Nya di hari Mitus.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Dari pukul 12.00 siang beberapa teman Angkatan 6 sudah mulai berdatangan. Walau cuaca panas, kami semua bersemangat mengikuti jadwal hari ini yang cukup padat, yang disiapkan oleh SEMA yang diketuai oleh Bapak Rizal R.Samarif.
MISA
Misa dimulai pukul 17.00 tepat yang sebelumnya dimulai dengan menyanyikan lagu Mars Angkatan 6 dan Hymne KPKS. Misa dilaksanakan secara konselebrasi oleh 5 imam: Romo Lukas Sulaeman, OSC., Romo Mardi Atmadja SJ, Romo Rudy Hartono Pr., Romo Hardijantan, Pr. yang semua merupakan pengajar KPKS, dengan selebran utama Bapak Uskup Ignatius Kardinal Suharyo. Kami sangat bersyukur Bapak Kardinal bisa membawakan Misa Perutusan Angkatan 6 ini.
Tema MiTus Angkatan 6 adalah "Dipanggil…. Ikut, Diutus … Berbuah."
Bapak Kardinal mengucapkan terima kasih atas kesungguhan para lulusan menjawab tawaran penyediaan KPKS Tangerang ini untuk terus berusaha menanggapi panggilan Tuhan dan bertumbuh menuju kesempurnaan hidup Kristiani. Dan mengucapkan selamat kepada seluruh lulusan A6 yang pasti sudah melewati banyak tantangan dan pengorbanan. Bapak Kardinal seakan mengerti betul perjuangan kami selama 3 tahun ini, membuat hati kami meleleh.
Bapak Kardinal juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga yang pasti ikut berkorban. Karena dengan mengikuti KPKS, kehadiran kami di tengah-tengah keluarga pasti ikut berkurang. Tapi pengorbanan yang seperti ini adalah pengorbanan yang pantas dipersembahkan pada Tuhan. Dan kita boleh yakin persembahan itu berkenan bagi kemuliaan Tuhan dan menjadi berkat tidak hanya kepada kita, tetapi pada waktunya akan menjadi berkat juga bagi semakin banyak orang. Kembali kami menahan haru mendengarkan perkataan Bapak Kardinal.
Lalu pertanyaannya: setelah lulus KPKS bagaimana?
Bapak Kardinal meminta kami sebagai lulusan KPKS A6, untuk menjalani semboyan yang kami rumuskan sendiri sesuai tema yang dipilih.
Penggalan pertama: "Dipanggil… Ikut"
Panggilan kita yang utama adalah bertumbuh menjadi kesempurnaan Kasih. Sabda Tuhan yang kita renungkan setiap kali adalah kekuatan agar kita mampu semakin hari semakin mampu menanggapi panggilan itu untuk mengikuti Yesus.
Bagian yang kedua: "Diutus.. Berbuah"
Setelah dilantik kita semua diminta untuk merenungkan dan mendalami bagian ini: apa yang mau kita lakukan? Menjadi PR masing-masing lulusan.
KPKS ANGKATAN 6
KPKS ST Paulus Tangerang Angkatan 6 adalah Angkatan pertama yang memulai kuliah secara online karena pandemi. Dalam suasana pandemi yang penuh ketidak-pastian, tetapi dengan Kuasa Roh Kudus, pembelajaran tetap dijalankan dan terjaring sebanyak 83 peserta (60 peserta dari Dekenat Tangerang, 20 peserta dari Keuskupan Agung Jakarta di luar Dekenat Tangerang, 2 peserta dari Keuskupan Bogor, serta 1 peserta dari Angkatan 1 yang kembali bergabung).
Pada akhirnya, yang berhasil menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun adalah sebanyak 60 lulusan dari A6, 1 lulusan dari A1, dan 1 lulusan dari A4. Dan yang hadir di Misa Perutusan adalah sebanyak 56 lulusan dari total 62 lulusan.
PROSESI KELULUSAN
Setelah misa di gereja, acara dilanjutkan di aula dengan prosesi pengalungan medali oleh Bapak Kardinal dan pemberian sertifikat oleh Romo Lukas Sulaeman,OSC selaku Kepala Sekolah KPKS St Paulus Tangerang.
Syukur pada Allah A6 menghasilkan 2 buah buku dari pendidikan selama 3 tahun.
Kami sangat bersyukur buku yang satu dicetak oleh penerbit Kanisius atas bimbingan Romo Hardijantan, kerja keras tim buku A6, partisipasi teman-teman penulis, dan diedit oleh Bu Johanna Kemal. Sebanyak 58 orang dari kami menuliskan renungan di buku ini dan ada 65 tulisan. Beberapa dari kami mengumpulkan lebih dari satu karya. Rasa syukur ini ditandai dengan pemotongan kue berbentuk buku oleh Bapak Kardinal.
Satu buku lagi berupa ebook sedang dalam proses terbit. Buku ini adalah kumpulan Animasi tugas dari Romo Joseph Susanto, Pr. sebagai alat bantu dalam pewartaan.
Bapak Kardinal juga berkenan membubuhkan tanda tangan di gambar karya kolaborasi A6 dengan ananda Armando, seorang ABK dari Gereja St Monika. Rencananya gambar ini akan dicetak di tas dan seluruh hasil penjualan akan disumbangkan ke ABK Kharis, kelompok kategorial dari Gereja St Monika yang diketuai oleh Ida Koswara, saudara kembar dari Irma Koswara ibunda Armando.
Penandatanganan menggunakan pencil grow, menggunakan konsep sustainability (setelah habis, bisa ditanam). Ini juga akan menjadi salah satu ajang silahturahmi di antara A6, tetap terkonek dengan saling mensharingkan: apa kabar pensil-mu?
RAMAH TAMAH
Di acara makan malam kami semua duduk di meja bundar seperti Sinode Para Uskup beberapa saat lalu, sambil menyantap berbagai makanan yang tersedia dari UMKM binaan paroki masing-masing A6. Ada dari Paroki Bintaro, UMKM Sobat Ambrosius, UMKM St Helena, St Bernadeth juga persembahan dari A6 sendiri. Ada Menu Utama Nasi Liwet lengkap beserta lauknya dan berbagai makanan di pondokan on the table. Ada Songgo Buwono, choi pan, bakwan Malang, wedang ronde, asinan, es kelapa muda, buah Anggur, jeruk, dan beberapa kue-kue.
Kami sangat berterima kasih kepada para pengajar dan Pendamping A6: Ibu Imelda Sandra Prasetia, Ibu Lina Haryanto, Bapak Benny Wayong, dan Ibu Johanna Kemal.
Secara khusus kami memberikan kenangan bagi para pengajar yang hadir: Pak Frans Kamaruddin, Pak Yongki Saputra, Romo Lukas, Romo Mardi, dan Romo HardiJantan.
Tidak lupa kami juga memberikan kenangan kepada Pak Suwarno selalu Ketua Kelas A6.
Kehadiran para Pengurus Inti, alumni, dan teman-teman A7-A8-A9 menambah sukacita kami.
DRAMA
Suasana kegembiraan meliputi kami semua di persembahan terakhir yang berupa drama. Kami memainkan peran kami masing-masing dengan penuh sukacita.
Pesan yang ingin disampaikan di drama ini adalah kita A6 memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan memiliki talenta masing masing. Semua punya keistimewaan untuk dikaryakan yang dilambangkan dengan keberagaman buah.
Ada yang sadar dengan talenta yang dimiliki, maka berani menawarkan diri. Ada yang tidak menyadari atau malu. Semua menentukan cara kita menjawab panggilan Tuhan untuk berkarya. Dilambangkan dari "Penjual Buah dan Pembeli". Terkadang panggilan tidak datang dua kali, kita perlu melatih kepekaan dalam menjawab panggilan Tuhan. Kita percaya: "asalkan mau pasti akan dimampukan."
Hidup tidak selamanya mulus. Terkadang ada musibah di luar kendali kita. Terlihat dari adegan "Suami Istri Bertengkar". Namun kita belajar untuk menata hati dan bangkit kembali, dengan dukungan dari teman dan komunitas.
Dengan simbol kesederhanaan dari buah-buahan ini, kami mau bisa bermanfaat bagi Tuhan dan sesama.
INI BUKANLAH PERPISAHAN
Kami sangat bersyukur telah dipertemukan di KPKS A6 dan kami mendapat keluarga baru. Teman seperjalanan. Pembelajaran Kitab Suci yang awalnya terasa menakutkan dan membosankan ternyata bisa kami jalani dengan penuh sukacita dan kegembiraan. Kami tahu ini bukan perpisahan, karena kami akan berusaha menjaga kekeluargaan kami selalu.
Kami menyanyikan lagu terakhir Kemesraan dan Lilin-Lilin Kecil dengan penuh keharuan. Kami menahan tangis, bergandengan tangan, melambaikan lilin, dan lampu dari handphone kami. Sambil saling memandang teman-teman di tengah kegelapan dengan sorot mata yang seakan-akan kami sama-sama mengerti.
Terima kasih Sobat. Untuk tiga tahun yang penuh arti ini.
Tiga tahun yang penuh kenangan, sangat berharga dan tak terlupakan.
Terima kasih…..
Terima kasih KPKS Santo Paulus Tangerang.
(Evelyn Yovita)