Header Ads

KPKS SANTO PAULUS

Cabang Tangerang

HUT KPKS Tangerang Ke-9 dengan Seminar "Tuhan dan Penderitaan" (16 Maret 2024)


Mengucap syukur di hari ulang tahun KPKS St. Paulus Tangerang yang ke-9, Misa syukur telah terlaksana di hari Sabtu, 16 Maret 2024 kemarin. Misa dipersembahkan oleh Pastor Mardiatmadja, SJ dan Pastor Lukas Sulaeman, OSC (Kepala Sekolah kami). Misa diikuti secara khusyuk oleh teman-teman yang masih aktif belajar di KPKS, yaitu angkatan 7, 8 dan 9, beserta para alumni KPKS Tangerang yang masih selalu hadir dalam acara-acara  sebagai bentuk dukungan bagi kemajuan dan perkembangan KPKS St. Paulus Tangerang.



Pastor Lukas, OSC dalam homilinya bercerita bahwa banyak orang di zaman Yesus menyalahartikan Dia, bahkan mereka yang mengutip ayat-ayat Kitab Suci.  Injil hari Sabtu, 16 Maret 2024 (Yoh 7: 40-53) menceritakan pertentangan antara orang-orang Farisi dengan rakyat banyak dan para penjaga Bait Allah. Ada Nikodemus di sana, orang Yahudi yang sangat mengerti Hukum Taurat,  berusaha untuk membela Yesus namun pembelaannya dibantah, juga dengan dasar Kitab Suci. Namun kita tahu, dalam peristiwa  wafatnya Yesus, Nikodemus membuktikan bahwa ia mengenal dan tahu persis siapa pribadi Yesus karena ia memberikan penghormatan yang begitu besar pada Sang Guru dan Mesias ini untuk penguburan Yesus. Pastor Lukas, OSC mengingatkan agar sebagai siswa KPKS, kita tidak hanya menyelidiki Kitab Suci, namun bisa menangkap keunggulan pribadi Yesus  dan memberikan refleksi atau sharing iman sebagai tanggapannya.




Acara berlanjut dengan Seminar bertemakan “Tuhan dan Penderitaan” yang dibawakan oleh Romo Simon Petrus Lili Tjahjadi, Pr. Setiap kali dihadapkan pada penderitaan, manusia bergumul dengan gagasan bahwa Tuhan menghendaki hal itu terjadi. Bagaimana penjelasannya dari sudut iman Kristiani? Topik yang sangat mengena di hati banyak orang beriman dan masih terus direnungkan jawabannya, terutama ketika kita bertemu dengan penderitaan. 

Ketika Allah yang Maha Baik di-konfrontasikan dengan penderitaan yang nyata dialami oleh manusia, maka timbulah gejolak jiwa terutama bagi kaum beriman yang inginnya protes dan menggugat di manakah kemahakuasaan Tuhan. Misalnya adanya peristiwa gempa bumi besar yang terjadi di Abad ke-18 di Lisabon, Portugal, yang mengakibatkan sangat banyak korban jiwa dan kerugian, di Abad Pencerahan. Pemikir-pemikir (filsuf) mencoba mengemukakan pemikiran-pemikiran dari sisi sekuler (duniawi, mengesampingkan keagamaan atau kerohanian). Hal ini sebagai respon masyarakat yang terguncang imannya. Ketika itu orang beriman meyakini Deisme (kepercayaan bahwa Tuhan menciptakan dunia serta hukum-hukumnya dengan sangat baik, sehingga dunia bisa berjalan sendiri… dan Tuhan bisa beristirahat setelah penciptaan).



Gema pertanyaan Epikuros di 341-270 SM yang menyuarakan guncangan iman terhadap kemahakuasaan Tuhan sampai pada pertanyaan, mengapa harus memanggil Ia, Tuhan. Juga karya sastra hasil pemikiran Kurt Tucholsky (1890-1935) yang mengangkat peristiwa-peristiwa ketidakadilan yang ia saksikan selama Perang Dunia pertama, antara Jerman dan Prancis. Saat itu kedua negara tersebut didukung oleh pelayanan rohaniwan Katolik dalam setiap perangnya, yang di akhir doa-doa mereka, prajurit akan mendapat perintah untuk membunuh lawan. Hal yang sangat getir dan menimbulkan kemarahan di dalam hati orang, terutama yang menjadi korban perang. Kurt Tucholsky sebenarnya kagum kepada pribadi Yesus, dan ia menyebutkan Yesus sebagai Sang Revolusioner Agung, namun karena peristiwa-peristiwa yang dilihatnya, ia tidak percaya pada Gereja.

Pencarian jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sangat mengusik nurani di atas tentang penderitaan dan Tuhan, dibahas oleh Romo Simon dengan bahasa yang lugas dengan memaparkan pandangan-pandangan filsuf yang mencoba memberikan penjelasan apa saja jenis penderitaan dan apa saja hal esensial yang menyebabkannya. Pada akhirnya, kita, peserta seminar, diajak berpikir bahwa ketika berhadapan dengan penderitaan, orang beriman dan orang ateis, ibarat dalam permainan catur, remis.



Mari kita mendekati penderitaan dengan 3 jalan ini, yaitu: 

1) Menerima dan menanggungnya (tidak berusaha untuk lari atau menghindar); 

2) Memerangi dan mengatasi penderitaan (bukan pasif namun berusaha mengetahui penyebabnya dan jalan untuk mengatasinya); 

3) Mengintegrasikan penderitaan kita dengan keseluruhan eksistensi hidup. Penderitaan yang saya alami ini adalah bagian dari hidup yang saya jalani, entah itu risiko dari sebuah perjuangan, komitmen atau kesaksian hidup. 

Romo Simon mencontohkan penderitaan yang dijalani oleh Bung Karno dan Bung Hatta dalam pengasingan, juga Mahatma Gandhi. 

Di akhir, Romo Simon mengangkat cerita  tentang doa seorang mahasiswi STF penderita lupus, Lisa Lukman yang mengalami penderitaan fisik yang teramat sangat menyiksanya sebelum ia pada akhirnya meninggal. Doa tersebut sangat berharga karena memaknai penderitaan yang tak dapat dipungkiri namun di akhir doa, Lisa Lukman memilih dekat dengan Tuhan dan membiarkan tubuhnya hancur dalam tangan Tuhan yang menciptakannya. 


Topik yang berat tentang penderitaan, ditutup dengan sedikit ulasan dari Romo Mardiatmadja, SJ, untuk kembali ingat tentang Teologi Dasar, yaitu Logos tentang Theos yang selalu beliau gemakan di setiap kesempatan mengajar. Tentu saja, bagi siswa-siswi KPKS, kata-kata pengingat dari Romo Mardi ini langsung mengundang suasana ceria dan memory yang  bermunculan di benak kami tentang masa-masa mendengarkan kuliah di ruang kelas yang tak terlupakan. Salah satu kata yang tak akan terlupa: Logos tentang Theos.



Di hampir penghujung acara, ternyata panitia masih menyiapkan sebuah kenangan manis untuk dibawa pulang, yaitu pemotongan tumpeng ulang tahun KPKS yang ke-9 dan kue tar mini dengan lilin menyala di atasnya. Kami menyambutnya dengan menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun KPKS Tangerang” dengan perasaan haru dan bangga. Selamat ulang tahun yang ke-9 untuk KPKS St. Paulus Tangerang. Doa kami menyertai langkahmu. Dan seperti harapan yang diucapkan Romo Simon di awal seminarnya, "Kiranya KPKS Tangerang terus bergerak maju dan berkembang." 

Proficiat!


(0923015 – Astrid A.Irwanputeri)


FOTO-FOTO SELENGKAPNYA BISA KLIK DI SINI



























VIDEO LAGU SELAMAT ULANG TAHUN


 





Diberdayakan oleh Blogger.